Jumat, 24 September 2010

Panggil Dia Plimbon Saja

Panggil dia Plimbon saja,
Jangan Ma ataupun Frima..
Dari bibirnya selalu tersungging senyuman
yang menyejukkan mata..
Tutur katanya yang lembut,
adalah caranya menyambut,
Percakapannya yang ringan,
adalah caranya mengakrabkan..

Panggil dia Plimbon saja,
Jangan Ma ataupun Frima..
Karena dia akan memberikanmu senyuman,
Gelak tawa dan canda yang menyegarkan,
Namanya Frima tapi panggil Plimbon saja,,
teman dalam suka maupun duka,
teman dalam sedih maupun tawa..
Teman yang tepat, untuk kau ajak mengenal dunia...

Panggil dia Plimbon saja,
Jangan Ma ataupun Frima,.
Karena Plimbon dirasa lebih bersahaja,
lebih mendekatkanmu dengan dirinya..
Panggil dia Plimbon saja,
maka dengan cekatan dia akan menawarimu pulsa..
Panggil dia Plimbon saja,,,
senyumnya menawarkan berjuta persahabatan
dalam kelam duka dan nestapa..



Sepenggal Kisah Hujan



Di dunia ini banyak hal yang aku sukai. Daun, musim gugur, udara, air, tanah yang basah, ilalang, dan tentu saja hujan. Aku mencintai setiap jengkal dalam hidupku. Mensyukuri setiap hembusan nafasku, yang mungkin tak banyak orang akan mendapatkannya.

Now, lets talk about 'rain'. Sebenernya masih banyak hal yang patut untuk disukai selain hujan. May be.. Tapi, hanya hujan yang mampu meberiku arti kehidupan. Hujan mengajarkanku bagaimana caranya melihat dunia dari kedua mataku. Ketika tetesan hujan turun dan mengenai bibirku, hujan mengajarkanku bahwa hidup adalah membuat orang lain tertawa bahagia. Ketika tetesan hujan mengenai tanganku, hujan mengajarkanku untuk saling memberi. Ketika tetesan hujan menetes perlahan dikepalaku, hujan memberikanku sebuah nyawa baru untuk hidup. Bagiku, hujan adalah sebuah upacara penundaan kematian. Yang mana aku akan selalu tersenyum ketika upacara itu berlangsung, yang mana aku akan selalalu tertawa bahagia ketika upacara itu diadakan. Satu hal lagi yang akan membuataku semakin mencintai hujan. Hujan mengaburkanku ketika hatiku pedih, hujan selalu menjagaku dari kerapuhan. Karena ketika aku menangis, hujan akan dengan senang hati menutupi tetesan air mataku.

Aku selalu merasa hujan berbisik kepadaku untuk selalu tegar menghadapi hidup, selalu menatap kedepan ketika orang-orang melampauiku dan menatap kebelakang ketika kesalahan kembali menghalangiku. Hujan mengajarkanku bagaimana caranya tertawa ketika semua orang akan menangis kecewa dengan diri mereka. Hujan mengajarkanku bagaimana memaafkan ketika orang lain melukai kita. Hujan mengajarkanku tentang semua yang tak kudapat dari yang lainnya.